Scroll Untuk Membaca Artikel

ZONA Parigi Moutong

HPA Laksanakan Muscab di Kecamatan Palasa

97
×

HPA Laksanakan Muscab di Kecamatan Palasa

Sebarkan artikel ini
Pengurus Komda Alkhairaat Kabupaten Parimo bersama Habib Sadiq Alhabsyi dan Ustad Rahli Lamatande dalam Muscab Alkhairaat di Kecamatan Palasa. Foto : Zona Sulawesi

Parigi Moutong, Zona SulawesiHimpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) melaksanakan Musyawarah Cabang (Muscab) ke empat di Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (03/03/2022).

Muscab tersebut dirangkaikan dengan Musyawarah Cabang Ikatan Alumni Alkhairaat (IKAL) Kecamatan Palasa.

Dalam kegiatan itu, dihadiri oleh Habib Sadiq Alhabsyi, Komda Alkhairaat Kabupaten Parimo, Ustad Rusli Kinsal, Sekretaris Komda Alkhairaat Kabupaten Parimo, Ustad Yusran, Asisten Pendidikan Alkhairaat Kabupaten Parimo, Ustad Musyafir, dan Kepala Madrasah Aliyah Alkhairaat Ulatan, Ustad Rahli Lamatande.

“Saya merasa tersanjung, kedatangan seorang, dari kejauhan saya tanya itu Habib siapa ini, karena karisma itu ada, keliatan di wajah seorang Habaib. Karena berbeda orang yang biasa dengan para Habaib yang mendapatkan perlakuan istimewa dari Allah SWT,”kata Komda Alkhairaat Kabupaten Parimo, Ustad Rusli Kinsal.

Rusli Kinsal mengatakan, masih beberapa pengurus Komda Kabupaten Parimo yang terkendala hadir karena kondisi kesehatan yang kurang baik. Apalagi pandemi Covid-19 varian Omicron membatasi ruang gerak masyarakat.

Baca juga : Sempat Dikabarkan Hilang, Warga Sausu Ditemukan Tidak Bernyawa

Namun, selaku Komda Alkhairaat yang ditugaskan di Kabupaten Parimo, pihaknya bersama pengurus lain berkesempatan diri untuk datang di Kecamatan Palasa dalam pelaksanaan musyawarah.

Ia juga menjelaskan, dalam Muscab Alkhairaat tidak melakukan pemilihan ketua, namun mengusulkan ketua.

“Jadi Alkhairaat berbeda dengan organisasi yang lain. Karena Alkhairaat dalam kepengurusan disebut dengan masa khidmat bukan periode maupun sejenisnya,”ujarnya.

Olehnya pada Muscab ini, akan diusulkan nama-nama lebih dari satu nama untuk Komda Alkhairaat. Selanjutnya, rekomendasi nama-nama itu akan diteruskan ke Ketua Utama Alkhairaat dan tinggal keputusan siapa yang akan terpilih.

Rusli Kinsal mengutarakan, bahwa Visi Misi Alkhairaat hanya ada tiga, pertama Pendidikan, kedua Dakwah, ketiga Sosial Kemasyarakatan. Jadi ketiga Visi Misi tersebut saling berkaitan satu sama lain.

“Dalam hal pendidikan Alkhairaat mengurus masyarakat khususnya anak-anak dan orang tua agar mengenal pendidikan sehingga pada misi yang kedua dakwah itu bisa dilakukan karena telah memiliki bekal pendidikan atau telah berilmu dan kemudian melaksanakan sosial kemasyarakatan,”terangnya.

“Sehingg ada pepatah yang menyebut tuntutlah ilmu sejak lahir sampai di liang lahat. Jadi anak-anak dan orang tua teruslah belajar karena itulah belajar identik dengan pendidikan,”lanjut Rusli Kinsal.

Ia menambahkan, siapapun nama yang akan ditunjuk menjadi ketua, maka perlu dengan sangat jangan ada yang menolak.

“Jadi ketika sudah direkomendasikan jangan ada yang mengatakan tidak bisa, jadi harus berbesar hari untuk menjalankan amanah,”tambahnya

Masa kepengurusan HPA, kata Rusli yakni selama 3 tahun dan IKAL 3 tahun. Setelah selesai masa khidmat akan dilakukan musyawarah. Apabila kepengurusan sebelumnya baik dalam menjalankan organisasi, maka bisa diperpanjang kepengurusan tapi harus melalui musyawarah.

Habib Sadiq Alhabsyi. Foto : Zona Sulawesi

Sementara itu, Habib Sadiq Al-habsyi yang menyempatkan hadir dalam Muscab itu mengatakan, bahwa berbicara soal Alkhairaat sangat unik. Karena jika membahas Alkhairaat pasti akan ada pengabdian sampai di Akhirat.

“Saya sendiri kuliah di Jawa, banyak organisasi yang saya ikuti tapi berbeda dengan Alkhairaat karena sosok dari Guru Tua yang merupakan Syaidul Madarit atau Panglima Pendidikan,”ucapnya.

Sebab, berbeda dengan keberkahan dari yang lain, kewalian dari Guru tua sampai Yaumul Kiamat.

“Pengabdian terhadap Alkhairaat itu berbeda, jika di niatkan untuk Allah dan Rasul-Nya InsyaAllah akan mendapatkan keberkahan,”sebutnya.

Selain itu, Habib Sadiq Alhabsyi mengungkapkan, demokrasi yang terhebat adalah musyawarah mufakat bukan pemilihan, ketika mendapatkan amanah itu, maka akan dijalankan dengan kerelaan.

“Yang unik itu Guru Tua. Jangankan orang tua karena kita saja anak cucunya karena memiliki tanggungjawab moral,”ungkapnya.

Bahkan, Habib Sadiq Alhabsyi mengatakan, di zaman Guru Tua ada yang mendatangi Guru Tua untuk meminta air. Tapi Guru Tua bilang itu bukan keahliannya, jika mau sekolah, maka datang di dirinya.

“Apalagi di zamannya Guru Tua berdakwah dari satu desa ke desa yang lain,”katanya.

Habib Sadiq Alhabsyi menerangkan, bahwa penguatan kelembagaan itu penting seperti Muscab maupun penyelenggaraan hari raya Islam.

“Besarnya organisasi bukan karena organisasinya tapi tergantung dari figurnya. Ketika dijalankan dengan ikhlas, maka organisasi akan besar,”terangnya.