Scroll Untuk Membaca Artikel

ZONA Parigi MoutongZONA Sosial Budaya

LJi Sulteng Bersama KPA Punggawa Peringati WED dengan cara Penanaman Mangrove

132
×

LJi Sulteng Bersama KPA Punggawa Peringati WED dengan cara Penanaman Mangrove

Sebarkan artikel ini
LJi Sulteng bersama KPA Punggawa saat akan menanam mangrove di pantai Desa Palasa Lambori, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parimo. Foto : LJi Sulteng

Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Lauje Insititute (LJi) Sulawesi Tengah (Sulteng) Bersama Komunitas Pencinta Alam (KPA) Punggawa memperingati World Environment Day (WED) atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan menanam mangrove di pantai Desa Lambori, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulteng, Minggu (5/6/2022).

Dalam kegiatan tersebut, LJi Sulteng dan KPA Punggawa mungusung tema “Lestari Alamku, Lestari Budayaku”.

Eksekutif Kampanye, Irpan mengatakan, pelestarian lingkungan berkaitan erat dengan pelestarian budaya. Khususnya bagi masyarakat adat Lauje yang tidak dapat dipisahkan dengan alam.

Misalnya, pada pelaksanaan ritual adat Suku Lauje yang disebut Masoro adalah sebuah bentuk kesyukuran masyarakat adat Lauje terhadap alam. Namun dalam penerapannya, tak terbatas hanya dalam ritual saja, tapi juga terhadap pelestarian lingkungan hidup.

“Masoro yang merupakan identitas bagi masyarakat adat Lauje begitu erat kaitannya dengan alam. Sehingga dengan cara menanam mangrove di pinggir pantai merupakan aplikasi dari Masoro dalam konteks pelestarian alam,”ujarnya.

Pelaksanaan Masoro yang berakhir pada pelepasan perahu di laut, bagi Irpan merupakan gambaran masyarakat adat Lauje memberi penghormatan terhadap alam.

Baca juga : Hasil Survei GATS 10 Tahun Terakhir Jumlah Perokok Meningkat, Wamenkes : Ini Tantangan Bagi Kita

Oleh karena itu, kata Irpan, penanaman mangrove adalah penghormatan pula bagi LJi Sulteng dan KPA Punggawa kepada alam dengan cara pelestarian lingkungan hidup dan berkesinambungan dengan kebudayaan Suku Lauje.

“Bagi LJi Sulteng penanaman mangrove adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur Suku Lauje, namun dengan mengedepankan pelestarian lingkungan hidup. Sebab, hal itu berkaitan erat dengan Masoro,”terangnya.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 diprakarsai oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) dan dilaksanakan setiap tahun pada 5 Juni sejak 1973.

Setiap orang perlu memperingati  Hari Lingkungan Hidup Sedunia sebab kondisi lingkungan yang makin mengkhawatirkan. Untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5 Celcius target abad ini, masyarakat perlu menyadari dan berperan mengurangi separuh emisi gas rumah kaca tahunan pada tahun 2030.

Tanpa tindakan, paparan polusi udara di luar pedoman yang aman akan meningkat sebesar 50 persen dalam dekade ini dan limbah plastic yang mengalir ke ekosistem perairan akan hamper tiga kali lipat pada tahun 2040.