Scroll Untuk Membaca Artikel

ZONA NasionalZONA Religius

Menteri Agama Dorong Pesantren Bersinergi Bangun Ekosistem Ekonomi

89
×

Menteri Agama Dorong Pesantren Bersinergi Bangun Ekosistem Ekonomi

Sebarkan artikel ini
Menag RI, Yaqut Cholil Qoumas saat bertemu para kiai muda se-Jawa di Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah Cipulus, Wanayasa, Purwakarta. Foto : Humas Menag RI

Jakarta, Zona Sulawesi Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI), Yaqut Cholil Qoumas mendorong pondok-pondok pesantren (Ponpes) untuk bersinergi membangun ekosistem ekonomi, mengingat potensi perekonomian yang ada di lingkungan pesantren begitu besar.

“Problem kita (pondok pesantren) adalah tidak kuat secara ekonomi. Tidak pernah atau belum pernah ada untuk menguatkan ekosistem ekonomi pesantren yang mensinergikan seluruh pesantren,” katanya dalam keterangan keterangan resmi di Jakarta, Minggu (28/5/2023).

Pernyataan Menag tersebut disampaikan saat bertemu para kiai muda se-Jawa di Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah Cipulus, Wanayasa, Purwakarta.

Yaqut menilai banyak program pemberdayaan ekonomi hanya dilakukan secara parsial di masing-masing pesantren, bukan dalam jejaring. Sehingga potensi yang ada tidak dapat terserap secara maksimal.

“Jangan lagi main sendiri-sendiri. Ini yang harus diubah. Padahal, kalau saling bersinergi, pesantren sangat potensial menjadi raksasa ekonomi baru di Indonesia,” ujar Yaqut.

Menurutnya, potensi perputaran ekonomi di dalam aktivitas pesantren amat besar. Berdasarkan data Kemenag, saat ini terdapat hampir 32 ribu pondok pesantren di Indonesia dengan lebih dari empat juta santri.

“Kita hitung secara kasar, semua aktivitas ekonomi yang terjadi dalam lingkungan pesantren seluruh Indonesia nilainya bisa mencapai Rp200 miliar per hari. Kalau diakumulasi bisa mencapai Rp72 triliun per tahun,” jelasnya.

Namun potensi perputaran ekonomi tersebut, menurutnya tidak sepenuhnya dinikmati oleh pesantren. Sebab, kata Yaqut produk-produk yang ada berasal dari perusahaan-perusahaan besar, bukan hasil pesantren.

“Tapi kemana ini sekarang? Siapa yang menikmati? Saat ini yang menikmati ya industri-industri besar seperti produk mie instan, sabun, dan lain-lain,” ucapnya.

Melihat potensi ini, Yaqut berharap seharusnya pihak pengelola pesantren memiliki kepekaan yang tinggi untuk bersinergi menciptakan produk demi mewujudkan pesantren yang berdaya.

“Saya berharap, misalnya, nanti ke depan, kalau masuk di pesantren, tidak ada lagi tuh kacang kulit kemasan merk pabrik ternama. Tapi ada kacang goreng produksi pesantren sendiri,” terangnya.

Kementerian Agama, sebut Yaqut, siap untuk memberikan dukungan terhadap upaya-upaya peningkatan ekosistem ekonomi pesantren ini.

“Ada program-program kemandirian pesantren yang siap mendukung perekonomian pesantren,” tandas Menag RI.*

Baca juga : Serukan Strategi Pembangunan Nasional, Muhaimin Iskandar Usulkan Dana Desa Ditambah jadi 5 Miliar