Scroll Untuk Membaca Artikel

Dimensi

Ogo Masigi : Mata Air Yang Keluar dari Ucapan Guru Tua

197
×

Ogo Masigi : Mata Air Yang Keluar dari Ucapan Guru Tua

Sebarkan artikel ini
Masyarakat Desa Ulatan saat mengambil air di Ogo Masigi, Desa Ulatan, Kecamatan Palasa. Foto : Zona Sulawesi

Guru Tua yang memiliki nama asli Al-Habib Idrus Bin Salim Al-Jufri merupakan Tokoh Pendidikan Islam Alkhairaat. Sosok Guru Tua menjadi panutan bagi umat Islam khususnya yang berada di Sulawesi Tengah.

Sebagai salah satu ulama yang sering menyiarkan agama Islam di Sulawesi Tengah, perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain adalah tradisi yang selalu Guru Tua lakukan bersama murid-muridnya.

Bahkan dalam setiap peristiwa perjalanan Guru Tua selalu meninggalkan kisah. Sebagaimana cerita yang tersusun secara turun temurun di Desa Ulatan, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, mengenai mata air Guru Tua masih lekat di ingatan masyarakat setempat.

Bagi masyarakat Desa Ulatan mata air itu juga familiar dalam tutur bahas Lauje disebut Ogo Masigi yang berarti air masjid. Sebab, mata air tersebut berada tepat di sudut atas sebelah kanan masjid berjarak kisar 1 meter.

Berdasarkan penuturan dari salah satu masyarakat, Mohammad Yuda bahwa konon katanya, Guru Tua yang hendak ingin melaksanakan sholat sempat mengambil air wudhu di salah satu mata air yang lebih dahulu ada sebelum dua mata air yang dikenal seperti sekarang.

“Dahulunya belum ada dua mata air yang seperti sekarang itu digunakan masyarakat untuk mengambil air. Ada satu mata air yang dekat dengan tower (tandom air) disitulah Guru Tua mengambil air wudhu dan sebelumnya di tempat itu belum di bangunkan masjid,”tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Guru Tua sempat melontarkan suatu kalimat dan berucap kepada masyarakat “Jika kalian mau membangun  masjid, maka bangunlah mesjid di daerah sini, maka akan timbul dua mata air yang jernih dan bersih di atas mata air tempat saya berwudhu tadi,”ucap Guru Tua yang ditirukan Yuda.

Gejolak Rinduan Sahur

Persis sejak dibangunnya masjid Desa Ualatan itu, seakan mata air yang diucapkan Guru Tua menyambut kehadiran masjid yang kini menjadi Masjid Jami Ulatan.

Salah satu mata air di Ogo Masigi, Desa Ulatan, Kecamatan Palasa. Foto : Zona Sulawesi

Ogo Masigi sampai saat ini sering dikonsumsi oleh masyarakat Desa Ulatan bahkan dari luar desa itu juga. Sehingga air yang dikelilingi tembok berleter “U” menjadi kebutuhan dasar untuk masyarakat Desa Ulatan.

Apabila seseorang meminum air dari Ogo Masigi, maka kesegarannya akan langsung menghilangkan dahaga ditenggorokan bahkan rasa manisnya mengalahkan air kemasan.

Sementara itu, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Ulatan, Ustad Rahli Lamatande menyebut keistimewaan dari Ogo Masigi itu dapat dikonsumsi secara massal dan tidak menimbulkan nyeri pada perut meski tanpa di masak lagi.

“Keistimewaan air itu bisa dikonsumsi langsung dan tidak menimbulkan iritasi atau sakit perut bahkan yang lainnya,”ujarnya.

Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Ulatan, Ustad Rahli Lamatande. Foto : Zona Sulawesi

Ketua Pengurus Cabang Alkhairaat Kecamatan Palasa itu juga mengatakan, Ogo Masigi menjadi pemersatu desa. Di mana masyarakat dari Desa Tibu, Bobalo, Ulatan, dan Palasa serta desa lainnya berkumpul ditempat mata air itu, baik untuk mengambil wudhu atau untuk dikonsumsi.

“Jadi tempat itu. Menjadi tempat silahturahim antara warga,”cetusnya.

Selain itu, tempat mata air yang berjarak sekitar 5 m dari Jalan Trans Sulawesi itu sering dikunjungi oleh para Habaib. Menurut Ustad Rahli, seperti Habib Saggaf Bin Muhammad Aljufri, Habib Saleh Bin Muhammad Aljufri, Habib Ali Bin Muhammad Aljufri, dan Habib Hasan Alhabsyi serta Habib Abdul Rachman Al-Idrus adalah sosok yang sering mengambil air wudhu dari Ogo Masigi. Termasuk Cicit Guru Tua yakni Habib Sadiq Alhabsyi.

Konon, Sebagian masyarakat juga meyakini Ogo Masigi dapat menyembuhkan penyakit. Bagi Ustad Rahli, jika ada yang menganggap mata air itu dapat menjadi obat suatu penyakit, maka Kembali kepada keyakinan orang tersebut.

“Tergantung pribadi orang itu yang menjadikan air tersebut sebagai obat, karena sesungguhnya sesuatu yang kita Yakini jadi obat, maka dapat menjadi obat. Sebab, air ini juga ada berkah dari Guru Tua,”sebutnya.