Scroll Untuk Membaca Artikel

ZONA DesaZONA Lipsus

Pekerjaan Rabat Beton TW 2 di Desa Pebounang Terbengkalai

4975
×

Pekerjaan Rabat Beton TW 2 di Desa Pebounang Terbengkalai

Sebarkan artikel ini
Kondisi rabat beton yang terbengkalai di Dusun 8 Desa Pebounang, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parimo. Foto : T

Parigi Moutong, Zona Sulawesi Pekerjaan rabat beton yang dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Pebounang, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) terbengkalai.

Pemdes Pebounang mengalokasikan anggaran sebesar Rp 85.852.200 juta dalam Dana Desa (DD) pada anggaran triwulan 2 di tahun 2023.

Berdasarkan papan proyek yang berada di lokasi pekerjaan rabat beton. Tepatnya di Dusun 8, Desa Pebounang volume rabat beton ini sepanjang 350 meter.

Sayangnya, dari pantauan media ini di lapangan ada sekitar 50 meter yang belum tersentuh rabat beton.

Dikonfirmasi mengenai pekerjaan rabat beton, Sekretaris Desa (Sekdes) AMR mengatakan kendala pekerjaan rabat beton karena material pasir yang belum bisa di angkut ke lokasi pekerjaan. Sebab, kata dia, dikarenakan musim kemarau belum lama ini.

“Alasannya karena musim kemarau. Kalau (musim hujan) banjir banyak pasir yang hanyut (bisa diambil). Kemarin kurang hujan kurang banjir jadi pasir ini kurang di sungai, sehingga keterlambatan itu pasir sungai,” ujarnya.

Itu penganggaran di TW 2 ? “Iya di TW 2,” timpalnya.

Menurut AMR, rabat beton terbengkalai kurang dari sebulan. Apalagi, banyaknya orang mengambil  pasir di sungai sehingga pasir di sungai berkurang.

“Tidak dikerja tidak sampai 1 bulan. Banyak orang ba ambil-ambil pasir di koala (sungai) jadi pasir itu kurang,” tururnya.

AMR juga bersikukuh pekerjaan rabat beton akan dilanjutkan dan diselesaikan sebelum menyeberang tahun baru.

Ditanyanyakan spesifikasi rabat beton. Ia mengatakan tinggi rabat ini 15 centimeter dari dasar galian dan lebar 1 meter.

Sekaitan dengan spesifikasi rabat beton AMR berdalih untuk menanyakan kembali spesifikasi proyek puluhan juta ini kepada TPK.

“Nanti torang konfirmasi sama TPKnya dulu,” kata dia.

Ditanya TPKnya siapa ? AMR menjawab nama Kaur Kesra berinisial ICL. Kembali di tanyakan anaknya Kades ? “Iyo. Dia kaur kesra,” jawabnya.

Pengakuan AMR, bawha ICL belum lama menjabat sebagai Kaur Kesra.

“Belum lama (jadi aparat di Pemerintahan Desa),” ujarnya.

Ia mengaku sisa anggaran dari rabat beton yang belum dikerjakan masih ada. Dan di pegang oleh TPK.

“(Sisa anggaran) iya masih ada. Yang pegang itu ? Iya TPK” tutur AMR.

Mirisnya, saat diminta untuk memperlihatkan RAB 2023 sebagai pembanding pernyataanya dan yang tercantum dalam RAB tersebut, ia berdalih tidak memegang RAB. Bahkan AMR menyebut RAB di pegang oleh ICL.

“Tidak ada RAB. Sama ICL,” sebutnya.

Pekerjaan rabat beton yang sudah memasuki penganggaran di TW 3, menurutnya karena berbagai kendala yang di alami TPK.

Apakah tidak bermasalah kalau pekerjaan lewat dari penganggaran TW 2 ? “Kayanya tidak ada leh. Tapi masih dilanjutkan pekerjaan sampai selesai,” ucap AMR.

Media ini juga melakukan pengukuran terhadap rabat beton dari kayu yang tertancap diduga batas pembangunan rabat beton. Hasilnya ada sekira 50 meter yang belum dikerjakan.  Dan media ini menemui arco dan tumpukan semen sebanyak 8 sak tergeletak di lokasi pekerjaan. 3 Semen diantaranya sudah mengeras.

Media ini saat melalukan pengukuran sisa rabat beton yang belum dikerjakan. Foto : DAL/ZonaSulawesiid

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini dari narasumber yang enggan disebutkan namanya, pekerjaan rabat beton sudah berlangsung sejak 3 bulan sebelumnya. Seakan ada kejanggalan pernyataan AMR yang menyebut pekerjaan rabat beton terbengkalai belum cukup sebulan.

“Masa pekerjaan rabat sudah 3 bulan lalu belum selesai-selesai,” tegas narasumber itu.

Secara terpisah Kades Pebounang, AMH saat ditemui di kediamannya untuk dikonfirmasi senada dengan Amir yang menyebut kendala pekerjaan rabat beton diakibatkan pekerja dan masalah pasir.

“Jadi alasan masalah pekerja. Pekerja itu mereka sudah sudah ambil semua uangnya cuman masalah dari pasirnya,” ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya akan menyelesaiakan pekerjaan tersebut. Bahkan, AMH mengaku sudan bertemu dengan Kepala Dusun (Kadus) 8 menanyakan progres pekerjaan rabat beton.

“Tapi tetap diselesaikan itu. Tadi itu saya sudah ketemu sama kepala dusun 8. Bagaimana saya bilang bagaimana persoalan rabat. Tetap diselesaikam itu. Ada tadi kepala dusun 8,” sebutnya.

Bukannya ini sudah masuk di tahap TW 3 ? “Iya,” jawab AMH.

Oleh karena itu, diduga Pemdes Pebounang menyulap laporan pertanggungjawaban (LPJ) TW 2 terealisasi 100 persen agar mendapatkan DD pada TW 3 ?. Meskipun fakta di lapangan masih ada sekitar 50 meter rabat beton yang belum diselesaikan oleh TPK.

Ketika ditanya, seharusnya pekerjaan di TW 2 rampung semua untuk pencairan TW 3. Artinya dalam laporan pertanggungjawaban (LPJ) untuk mendapatkan pencairan DD pada TW 3 pekerjaan rabat beton di laporkan selesai 100 persen ?, AMH membenarkan pertanyaan itu dengan memberi jawaban “Iya, jadi begini permasalahannya itu bukan semata-mata bukan kita pemerintah desa tapi Tim Pelaksana maksudnya itu Tim Pelaksana dibagian lapangannya itu,” akuh AMH sembari mengelak.

Bahkan, AMH menyebut pekerja sudah menerima uang proyek rabat beton.

Sudah diambil semua ? “Iya,” cetus AMH.

Ia juga mengaku tidak mengetahui terkait uang untuk pekerjaan rabat beton. Semua uang itu, kata dia, dikelola oleh TPK.

“Uangnya saya tidak tau. Tim Pelaksana TPK yang atur semua itu yanh atur semua itu. Kalau masalah saya kan saya tidak tau. Uangnya itu saya serahkan sama Tim Pelaksana. Masalah rabat itu saha tidak ikut campur. Saya liat saja begitu,” ujarnya.

Selain itu, AMH mengakui TPK merupakan anak kandungnya yang menjabat sebagai Kaur Kesra.

“TPKnya itu anak saya. Dia ini kan Kaur Kesra jadi dia di tunjuk semua di kantor itu,” akuhnya.

Dalam pekerjaan rabat beton ini, AMH mengatakan tidak mencampuri urusan anggaran pekerjaan. Semua anggaran itu di serahkan kepada TPK.

“Saya kalau macam begini masalah anggaran saya tidak anu lagi pokonya ada rabat saya serahkan tim pelaksanaannya. Tidak ada ikut campur masalah itu cuman saya arahkan supaya pekerjaan ini cepat selesai,” ucapnya.

Spesifikasi pekerjaan rabat beton, AMH mengatakan serupa dengan yang dikerjakan di dusun 5 dan 3 yang telah selesai. Ia menduga adanya unsur kesengajaan pekerja tidak menyelesaikan pembangunan rabat beton.

“Sedangkan di dusun lain sudah selesai. Cuman di dusun 8 itu. Mungkin dorang sengaja atau yang lalu itu,” ucapnya.

Ketika ditanyakan tentang RAB ada atau tidak, yang di pegang  TPK. ICL mengaku RAB tersebut ada “Ada RABnya itu” ICL

Saat diminta RAB tersebut untuk dilihat penganggaran rabat beton di Dusun 8. Secara tiba-tiba Kades langsung memotong pembicaraan menggunakan bahasa bugis sepintas terdengar “Ajananki”.

Diminta kembali apakah bisa melihat RAB. Kades bersama TPK hanya terdiam.

Nampak pasir untuk pekerjaan rabat beton yang belum tersentuh TPK. Foto : Tim ZonaSulawesiid

Dalam kesempatan yang sama, Kaur Kesra yang juga TPK, ICL saat ditanyakan ukuran lebar dan tinggi rabat beton, ICL menjawab bahwa ayahnya yang mengetahui spesifikasi rabat beton tersebut. “Berapa ee, Papa yang tahu itu,” jawab ICL.

ICL memberikan alasan serupa dengan AMR dan AMH. Bahwa kendala pasir dan pekerja mengakibatkan pekerjaan rabat beton tak urung selesai.

“Kita terkendala di pekerja ini. Selain pasir pekerjanya itu. Sebenarnya sudah habis itu. Kan disana itu sistem borong. Musa yang tangani itu,” tuturnya.

“Itu tetap dilanjut. Saya tadi naik ke dusun 8,” lanjut ICL.

Nampak arco dan tumpukan semen yang tergeletak di likasi pekerjaan rabat beton. Foto : Tim ZonaSulawesiid

Media ini juga turut menanyakan sisa angaran dan ICL mengatakan sisa anggaran pekerjaan rabat beton masih ada.

“Iya masih” singkat ICL.

Baca juga : Sentra Nipotowe Palu Beri Bantuan kepada Korban Kebakaran di Palasa