Site icon Zona Sulawesi

Pelecehan Seksual Meresahkan, BEM FKIP Gelar Diskusi Terbuka

BEM FKIP foto bersama dengan pemateri dari LBH Apik dan Celebes Bergerak. Foto : Zona Sulawesi

Palu, Zona Sulawesi – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, menggelar diskusi terbuka dengan tema “Mendorong Perguruan Tinggi Bebas Kekerasan Seksual”.

Hal ini di karenakan marak nya kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus beberapa tahun belakang.

Ketua Umum BEM FKIP, Mulky Satria menjelaskan bahwa hal ini perlu adanya dorongan dari kalangan mahasiswa itu sendiri, baik berbagi informasi dan diskusi agar terciptanya hukum yang lebih spesifik bagi pelaku, di lingkungan kampus.

“Kalau kita Mahasiswa sering diskusi dan sadar,perlu kita dorong bersama dari kampus satu produk hukum. Entah itu peraturan rektor atau apapun yang berkenaan dengan kekerasan seksual. Jadi, sama itu dengan premendikbud sama undang-undang TPKS. Agar lebih rinci dan lebih kena lagi di tingkatan terbawah,” ucapnya saat di temui pada Jumat (20/1/2023).

BEM FKIP saat melaksankan diskusi di salah satu ruangan Universitas Tadulako. Foto : Zona Sulawesi

Mulky juga mengungkapkan munculnya kejadian yang sebelumnya pernah terjadi di Universitas Tadulako menimbulkan keresahannya sebagai ketua umum karena hal ini tidak pernah terselesaikan.

“Sebenarnya dengan ada nya muncul kekerasan sesksual di UNTAD kemarin, jadi bertanya,mau buat apa kita. Nah kalau menurut kami,menurut saya juga. Kita ini masih butuh sekali informasi,edukasi,perihal kekerasan seksual,kekerasan berbasis gendre ini” ungkapnya

Lebih lanju, ia mengatakan oleh sebab itu BEM FKIP mengundang pemateri dari LBH Apik dan Celebes Bergerak agar mereka memiliki benteng untuk kasus ini.

“Menurut kami seperti itu kami melihat yang ada di kampus Untad sendiri. Jadi, dengan kami mengundang yang paham dengan situasi ini, kami dapat transfer informasi. Kalau misalnya, hal tidak terduga ini terjadi dengan orang-orang terdekat kita,kita juga bisa punya informasi,punya bentenglah,” ujarnya,

Selain itu, Mulky menegaskan agar terciptanya ruang aman dan nyaman bagi korban atau pelapor yang mengalami kekerasan seksual.

“Harusnya yang menjadi ruang aman untuk si korban bukan hanya BEM tapi, organisasi kemahasiswaan dan sesama mahasiswa. Menurut saya,” tegasnya.

Mulky berharap diskusi terbuka ini akan terus berlanjut dengan bentuk dan tema yang berbeda serta mengajak mahasiswa lebih peka dengan lingkungan sekitar.

“Harapannya diskusi ini terus berlanjut dengan bentuk dan tema yang berkembang. Agar teman-teman ini dapat informasi baru terus lebih ter-edukasi lagi. Ya harapannya teman-teman mahasiswa lebih sadar dengan apa yang ada di sekitar,” tutupnya.

Baca juga : Supratman Andi Agtas bersama Waskita Karya Gelar Sosialisasi BUMN di Palu

Exit mobile version