Scroll Untuk Membaca Artikel

ZONA Parigi Moutong

Rencana Besar Kades Eeya Bangun Mikrohidro Berbasis Wisata

188
×

Rencana Besar Kades Eeya Bangun Mikrohidro Berbasis Wisata

Sebarkan artikel ini
Kades Eeya, Sumanto Lamakasi bersama tim survei saat berada di lokasi air terjun Dusun 4, Desa Eeya, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parimo. Foto : Istimewa

Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Kepala Desa (Kades) Eeya, Sumanto Lamakasi memiliki rencana besar untuk pengembangan pembangkit listrik berskala kecil atau mikrohidro berbasis wisata di Desa Eeya, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).

Hal itu diungkapkannya saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor Desa Eeya, Jumat (16/6/2023).

Sumanto mengatakan, salah satu dusun di Desa Eeya yang masuk dalam kategori Kampung KB tepatnya di Dusun 4 menjadi lokasi pengambangan mikrohidro berbasis wisata tersebut.

“Misi saya ini ada satu dusun itu namanya Kampung KB di Dusun 4 jadi di situ sasarannya paling utama untuk bibit-bibit karena di sana adalah wilayah kantong produksi,” katanya.

Menurutnya, kepanjangan KB sebenarnya bukanlah Kampung Keluarga Berencana, namun Kampung Berkualitas. Sehingga, dalam menyelaraskan makna itu Sumanto akan mendorong dusun 4 menjadi Kampung Berkualitas.

Saat ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Eeya terus mengupayakan pengadaan bibit buah, di mana sebagian bibit itu akan di konsentrasikan di Kampung KB. Sumanto menyebut akan mengawali pekerjaan itu pada 2024 mendatang.

“Karena di sana saya akan buat mikrohidro berbasis wisata sehingga kita siapkan berbagai bibit buah, disiapkan untuk itu. InsyaAllah 2024 sudah bisa terealisasi,” ujarnya.

“Jadi akan ada berbagai macam bibit buah. Yang ada saat ini bibit mangga harum manis, nangka madu, durian, dan alpukat. Kedepan bila dimungkinkan akan ada juga bibit pala sayur-sayur,” lanjut Sumanto.

Sebagian bibit itu, Sumanto mengungkapkan ada yang ditanami di kebun keluarga penerima manfaat. Juga ditanam berbaris di bibir jalan.

“Saya sudah mengintruksikan Kepala Dusun 4 untuk menanam bibit-bibit buat itu di pinggir jalan berbaris. Jadi kami tata wilayah itu sedemikian rupa menjadi tempat wisata,” tuturnya.

Sumanto menambahkan di tahap I, Pemdes Eeya telah menyalurkan bantuan bibit Nangka Madu sebanyak 500 pohon

Semua bibit itu diserahkan kepada keluarga penerima manfaat di 6 dusun Desa Eeya. Setiap keluarga penerima manfaat mendapatkan 5 bibit.

“Pastinya Nangka Madu ini berdasarkan usulan dari masyarakat yang kemudian kami anggarkan dengan dana desa,” ucapnya.

Pada Mei 2023 lalu, kata dia, air terjun di Dusun 4 telah dilakukan survei terkait kelayakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

“Terkait dengan mikrohido kita sudah survei juga bersama dengan teman-teman dari provinsi yang memiliki kapasitas terkait dengan mikrohidro pada Mei 2023,” ujar Sumanto.

Ia mengaku, Desa Eeya memiliki kekayaan alam dan perlu dimanfaatkan, namun tanpa merusak lingkungan.

Sumanto juga berharap ketika mikrohidro ini sudah berjalan, Pemerintah Kabupaten Parimo maupun Pemerintah Provinsi Sulteng dapat membantu pembangunan jalan untuk mempermudah akses menuju Dusun 4.

Pelaksanaan mikrohidro itu menalan biaya yang cukup besar, Sumanto memperkirakan harus mengucurkan anggaran sebesar Rp 600 juta dalam rencanya tersebut. Namun, anggaran ratusan juta itu akan digelontorkan secara pertahap melalui dana desa.

“Jadi itu dimungkinkan akan memakan anggaran sebanyak 600 juta. Tapi ini dianggarkan pertahap. Jadi untuk di 2024 dianggarkan Rp 200 juta, 2025 mungkin Rp 200 juta. Artinya dalam pertahun anggaran yang diperuntukan pelaksanaan mikrohidro bisa Rp 200 juta atau kurang. Menyesuaikan kebutuhan lainnya, yang pasti kami akan anggarkan sampai perencanaan itu selesai,” jelasnya.

Dengan begitu, kata Sumanto, masyarakat Dusun 4 yang berada di pegunungan bisa mendapatkan pasokan listrik dari mikrohidro.

Selain itu, pihaknya akan bekerjasama dengan sejumlah intansi seperti Dinas PU Pengairan Parimo, Dinas Pariwisata Parimo, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura.

Sumanto menegaskan, dalam masa jabatannya sebagai Kades Eeya perlu ada pembeda dari kades sebelumnya.

“Karena di masa jabatan saya ini harus ada yang beda,” tegasnya.