Scroll Untuk Membaca Artikel

ZONA Kota Palu

Wali Kota Palu Resmikan Videotron dan Pemanfaatan Kembali Tugu Nol Kilometer

150
×

Wali Kota Palu Resmikan Videotron dan Pemanfaatan Kembali Tugu Nol Kilometer

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, S.E meresmikan Videotron dan Pemanfaatan Kembali Tugu Nol Kilometer setelah direvitalisasi, Jumat (23/6/2023). Foto: Istimewa
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, S.E meresmikan Videotron dan Pemanfaatan Kembali Tugu Nol Kilometer setelah direvitalisasi, Jumat (23/6/2023). Foto: Istimewa

Palu, Zona Sulawesi – Wali Kota Palu Hadianto Rasyid meresmikan Videotron dan Pemanfaatan Kembali Tugu Nol Kilometer setelah direvitalisasi, Jumat (23/6/2023).

Acara peresmian dipusatkan di Jalan Sudirman. Kegiatan selanjutnya Wali Kota Palu bersama tamu undangan lainnya mengunjungi Videotron dan Tugu Nol Kilometer.

Hadianto menyampaikan bahwa sebuah kota membutuhkan landmark sebagai penanda suatu kota, dan landmark itulah yang akan membawa kesan kebaikan terhadap kota tersebut.

Peresmian vidiotron sebagai wahana publikasi dan sosialisasi berbagai informasi yang masyarakat kota palu serta revitalisasi Tugu Nol Kilometer sebagai pusat aksis ruang Kota Palu.

“Peneguhan landmark kota seperti yang saat ini kita saksikan sama-sama, merupakan wujud tumbuhnya kesadaran kolektif semua pihak, baik pemerintah, swasta dan masyarakat, bahwa trend penguatan aksesoris perkotaan yang tertata secara baik dan fungsional, sudah harus diantisipasi dari awal,” ujar Hadianto.

Sebab berdasarkan proyeksi kependudukan maka pada dasawarsa kedepan, konsentrasi penduduk akan banyak bermigrasi kearah perkotaan.

Olehnya, akan membutuhkan ruang dan aksesoris kota yang saling menunjang, sehingga kota menjadi ruang tinggal yang nyaman, informatif dan menentramkan.

“Penataan aksesoris perkotaan termaksud taman kota dan lainnya, haruslah sudah mengantisipasi berbagai trend perubahan tersebut, tentu saja dengan memperhatikan keseimbangan antara daya tarik ekonomi pasar dan proporsi ruang lingkungan hidup setempat,” jelas Hadianto.

Ia menambahkan, penyebab dari semakin kuatnya tekanan terhadap ruang perkotaan adalah karena keterbatasan kemampuan dari pemerintah daerah dalam menangani permasalahan tersebut secara optimal khususnya dalam hal pendanaan dan keterbatasan space perkotaan.

Hal ini dirasakan akan semakin sulit pada masa mendatang, karena faktor adanya keterbatasan lahan untuk tempat pembuatan taman dan aksesoris diperkotaan lain nya.

Belum lagi, kata dia, diperparah oleh sistem penanganan pertamanan yang masih belum mengadopsi keterlibatan kelompok masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan pertamanan dan aksesoris perkotaan tersebutu.

Potensi permasalahan pengelolaan pertamanan dan aksesoris perkotaan kedapan, jika tidak diantisipasi dengan keterlibatan masyarakat dan dunia usaha secara partisipatif maka hanya akan berpotensi menjadi isu kerawanan sosial dan ruang.

Hadianto menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di Kota Palu yang telah Merintis pembangunan kembali Tugu Nol Kilometer dan videotron.

“Harapan kami kedepan dengan terjalinnya kemitraan dengan semua Pihak dalam menanganan permasalahan perkotaan. Maka semua yang telah diaksanakan saat ini, bisa dijadikan model atau contoh pada tempat-tempat Yang lain dengan jenis dan aksentuasi ruang yang lain,” tutupnya.