Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Stunting diketahui merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya
Berdasarkan data dari menteri Kesehatan mengatakan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka stunting turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022.
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, menyebutkan prevalensi stunting atau tengkes di kabupaten itu tahun 2022 menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) turun di angka 27,4 persen dibandingkan 2021 berada di angka 31,7 persen.
Sehingga guna mempercepat menurunkan angka stunting dengan merencanakan program kegiatan strategis dan intervesi gizi spesifik dan gizi sensitif, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Parigi Moutong akan menyepak gwati penanganan stunting terintegrasi.
Kemudian, Desa Jononunu yang pada Tahun kemarin menjadi tuan rumah lomba penurunan stunting dengan jumlah stunting 0 persen, kini memiliki tiga orang warga Desa tersebut terkena stunting.
Menyikapi hal tersebut, kepada media ini, Kepala Desa Jononunu, Bashar Badja, kepada media ini mengatakan, akan lebih meningkatkan upaya pencegahan stunting dengan cara memperhatikan pola makanan yg bergizi.
“Kami menerapkan penanganan stunting atau mencegah dengan berbagai upaya dengan pemberian asupan makanan yang bergizi bagi warga khususnya balita,” jelas Bashar melalui via telfon.