Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Pasca pertandingan Persittimo, club sepak bola asal Kabupaten Parigi Moutong melawan Palu Selection terjadi peristiwa yang kurang mengenakkan.
Sebab, dalam duel Persittimo dan Palu Selection dengan skor imbang 2-2 di lapangan Desa Lombok, Kecamatan Tinombo, pada Kamis, 28 Oktober 2021, diduga terjadi perselisihan antara coach atau pelatih Persittimo, Sofyan dan Kepala Desa (Kades) Palasa Tangki, Haris, S.Pd,M.A.P.
Pasalnya, kejadian itu bermuara terhadap pernyataan sikap dari sejumlah anak muda yang mengatakan Pemuda Palasa Tangki yang mengecam ucapan Pelatih Persittimo sebagaimana yang nampak dalam postingan akun facebook bernama Moh Aditya yang diunggah pada 29 Oktober 2021 di Balai Desa Palasa Tangki.
Dalam postingan itu tertulis “Pemuda Palasa Tangki Mengecam Tindakan Ujaran Kebencian Yang Dilakukan Oknum Pelatih Persittimo Terhadap Kepala Desa Palasa Tangki,” unggahan itu juga telah di like sebanyak 90 kali dan di komentari sejumlah 6 kali.
Berdasarkan pengakuan dari Manajer Persittimo, Ali Abubaka, aksi yang dilakukan oleh Pemuda Palasa Tangki tidak perlu dilakukan karena seluruh Manajemen dan Pemain Persittimo berasal dari daerah yang sama.
“Sangat tidak baik kita dari daerah sendiri tiba-tiba ada satu desa yang mengecam begitun,”ucap Ali saat dihubungi Zona Sulawesi belum lama ini.
Menurut Ali dugaan perselisihan itu hanyalah masalah diskomunikasi.
“Bahwa ini hanya diskomunikasi saja antara Pelatih dan Kades,”ujarnya.
Ia juga menjelaskan, kronologi kejadian itu karena ada ucapan dari Kades Palasa Tangki yang kurang sedap didengar oleh Pelatih Persittimo hingga menyulut emosi dari pria asal Desa Tomini, Kecamatan Tomini tersebut. Kata Ali, ketika mendegar perkataan dari Kades Palasa Tangki itu sontak Pelatih Persittimo menantang Kades Palasa Tangki untuk duel antara tim Persittimo dan tim dari Kades Palasa Tangki.
“Yang jelas Pak Kades kasih keluar bahasa bagaimana juga pemain ini. Dengan pemain liganya kita dengan permainan kemarin, kemudian pelatih bilang kenapa ada tim, menurut pelatih, sementara pelatih bilang mereka ini baru dikumpulkan jadi belum ada kekompakan yang terjadi, karena ini di kumpulkan pemain dari ujung ke ujung,”jelas Ali.
“Selanjutnya pelatih ingin berhadapan untuk menyelesaiakan permasalahan pada saat itu. Hanya saja kades buru-buru keluara, sehingga pelatih naik tensinya. Sampe penonton mengkerumuni pelatih mempertanyakan hal itu,”tambahnya.
Dari beberapa issue yang bertebaran bahwa Pelatih Persittimo mengejar Kades Palasa Tangki, menurut Ali, hal itu tidaklah benar, karena Pelatih Persittimo ingin menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.
“Pelatih mau duduk bersama untuk menylesaikan permasalahan tersebut,”katanya.
Ali pun menyayangkan tindakan dari Pemuda Palasa Tangki yang memposting terkait tudingan ujaran kebencian kepada Pelatih Persittimo. Padahal, kata Ali, Pemuda Palasa Tangki dan Pelatih Persittimo dari Kabupaten Parigi Moutong.
“Saya sangat sayangkan bahasa itu karena ini masih wilyah Persittimo. Dan jika kita melihat sejarah ke belakang Persittimo ini besar karena orang tuanya kita di Palasa, karena kita ini kan tergabung dari Moutong sampe Tada,”terangnya.
Sementara itu, Kades Palasa Tangki, Haris mengungkapkan, ia tidak merasa ada perselesihan kepada Pelatih Persittimo, Sofyan. Karena, menurutnya, ia hanya menganggap pemain Persittimo memiliki speed lari yang bagus dan pemain bisa diikut sertakan dalam lomba lari.
Ia juga mengaku tidak mengetahui aksi sosial media yang dilakukan Pemuda Palasa Tangki, bahkan Mantan Komisioner KPU Kabupaten Parigi Moutong itu berencana akan memanggil Pemuda Palasa Tangki tersebut.
“Secara pribadi saya tidak pernah merasa ada perselisihan dengan pelatih Persittimo, karena waktu saya menonton langsung Persittimo saya liat bagaimana speed dari anak” pemain Persittimo.. ehingga saya sampaikan “kalau ada lomba atletik kita ikutkan anak” Persittimo” kalimat itu yang bikin dia (Pelatih Persittimo) tersinggung, untuk menghindari perselisihan saya kase (red:tinggalkan) tinggal dia dan memang pertandingan sudah selesai jadi saya sudah mau pulang… terkait dengan ujaran kebencian saya tidak tau karena saya tidak dengar lagi… untuk generasi muda Tangki saya akan lakukan pertemuan Insyah Allah hari senin di kantor desa tangki…,”tulis Haris saat dikonfirmasi lewat masengger facebook, Sabtu (30/10/2021).
Sampai saat ini, belum ada kominikasi dari pihak Persittimo kepada Kades Palasa Tangki untuk menyelesaikan permasalah yang terjadi, baik itu melalui via telepon maupu secara tatap muka.
“Belum ada (dihubungi), cuman ada teman” baik dr masyarakat tangki maupun dr persittimo ada upaya untuk memediasi itu…,”ucapnya.
“Kalau saya terbuka dgn siapa saja termasuk dengan pelatih atau Manajer Persittimo sehingga itu saya berencana kumpulkan generasi muda dan masyarkat untuk meredam masalah itu,”lanjut Haris.
Haris menerangkan, sebelumnya ia dan beberapa Kades Se-Kecamatan Palasa serta intansi terkait melakukan pertemuan untuk membahas persiapan awal pemberangkatan Persittimo mengikuti Liga 3 Rayon Sulteng. Dalam pertemuan itu, ia meminta agar seleksi Persittimo dilakukan secara profesional dan transparan bahkan tidak diidominasi oleh pemain dari salah satu kecamatan saja.
“Kalau masalah itu, sebelum Persittimo berangkat ke Palu, pemerintah kecamatan Palasa sempat mengundang kita rapat, sy sampaikan pada saat rapat semoga perekrutan pemain persittimo nanti lebih profesional dan terbuka jangan di dominasi satu kecamatan atau satu daerah…”terangnya.
“Termasuk mainnya pun juga begitu, kasihan anak” sudah masuk dalam daftar pemain inti tapi duduk di bangku cadangan terus… kapan dia mau berkembang…,”tandasnya.
(TIM)