Scroll Untuk Membaca Artikel

ZONA Parigi Moutong

Besok, Kecamatan Palasa Tanam 2000 Bibit Mangrove di Lima Desa

325
×

Besok, Kecamatan Palasa Tanam 2000 Bibit Mangrove di Lima Desa

Sebarkan artikel ini
Pemdes Palasa bersama Pemerintah Kecamatan Palasa saat mempersiakan ajir untuk penanaman mangrove. Foto : Istimewa

Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Sebanyak lima desa di Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) menjadi lokasi penanaman 2000 bibit mangrove pada Minggu (20/11/2022) besok.

“Sebanyak 2000 bibit mangrove  di lima desa. Yaitu di Desa Palasa Lambori, Palasa, Palasa Tangki, Dongkalan, dan Bobalo,” ujar Camat Palasa, Andri Wijaya dihubungi Zona Sulawesi, Sabtu (19/11/2022)

Ia mengatakan, kegiatan itu bertajuk rekor penanaman mangrove secara serentak di seluruh kecamatan di 88 titik untuk mencapai target memecahkan rekor Muri penanaman mangrove.

Menurutnya, upaya menyelamatkan hutan mangrove atau bakau sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama di sekitar pantai. Tanpa hutan bakau akan mudah sekali terjadi abrasi sehingga tanah di sekitar pantai menjadi terkikis.

“Jika terjadi abrasi pantai, maka berbahaya bagi warga atau rumah di sekitar pantai sebab rumahnya bisa terkena dampak gelombang laut.

Andri menjelaskan, pelestarian hutan bakau sering dilakukan oleh pemerintah baik dari departemen kehutanan, kelautan dan perikanan maupun oleh pemerintah daerah setempat.

Hal itu, kata dia, agar hutan bakau tidak mengalami kerusakan, dibutuhkan tindakan pelestarian dan juga penyelamatan. Tidak hanya pemerintah saja yang melakukannya namun warga dan masyarakat di Kecamatan Palasa pun harus turut andil dalam upaya menyelamatkan hutan mangrove.

Untuk mencapai rekor Muri, Pemerintah Darerah (Pemda) Kabupaten Parimo akan mengadakan bibit mangrove bukan hanya di Kecamatan Palasa. Namun, di sejumlah kecematan yang masuk dalam 88 titik penanaman bibit mangrove.

“Untuk bisa menyelamatkan hutang mangrove sebaiknya mengadakan penanaman bibit. Hal itu dikarenakan bibit yang ditanam di hutan mangrove tersebut langsung diambil dari alam atau mengandalkan pohon induk dari mangrove tersebut. Saat ini belum ada orang yang menanam bibit pohon mangrove tersebut,” jelasnya.

Jika terus mengandalkan bibit dari alam nantinya bibit tersebut bisa menjadi langka sehingga pengadaan dan penanaman bibit ini sangat membantu sekali untuk bisa melestarikan hutan mangrove.

Lebih lanjut, Andri menerangkan, bibit adalah salah satu upaya menyelamatkan hutan mangrove yang terpenting, hal itu dikarenakan tanpa bibit maka kelestarian hutan mangrove tersebut tidak bisa bertahan dengan lama.

Selain itu kesehatan bibitnya pun harus diperhatikan dengan baik. Tidak semua bibit memiliki kualitas yang bagus sehingga hanya bibit yang berkualitaslah yang bisa ditanam. Untuk melihat seberapa bagus kualitas bibit mangrove tersebut bisa dilihat dari batang, cabang, daun maupun akarnya. Bibit yang sehat juga tidak mengalami kecacatan atau terkena hama tanaman.

“Setelah bibit diseleksi maupun diperiksa bisa dilakukan upaya reboisasi atau penanaman kembali hutan bakau yang telah rusak. Masyarakat pun harus terlibat dengan upaya reboisasi ini sebab yang akan mendapatkan manfaat dari reboisasi hutan mangrove adalah masyarakat tersebut,” terang Andri.

Baca juga : Aduan Warga ke BKSDA Sulteng Kandas, Kepala Seksi Wilayah 1 Pangi Engan Bicara