Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Seluruh Calon Kepala Desa (Kades) dari Desa Eeya, Ulatan, Beau, dan Ogoansam, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), menandatangani deklarasi damai bertempat di Kantor Camat Palasa, Selasa (14/6/2022).
Keempat desa tersebut akan melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada 27 Juni 2024 mendatang.
Turut hadir dalam penandatanganan deklarasi damai yaitu, Camat Palasa, Andri Wijaya ST, Kapolsek Tomini, Danramil, seluruh calon Kades, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Penyelenggara Pemilihan Kepala Desa (P2KD), dan tim pemenangan dari masing-masing kandidat calon Kades.
“Saya berterimakasih kepada BPD yang telah membentuk P2KD dalam acara pencalonan kepala desa,”kata Camat Palasa, Andri Wijaya ST seusai penandatanganan deklarasi damai di kantornya.
Baca juga : Masuki Tahapan Pemilu 2024, Bawaslu Kota Palu Lucurkan Meja Bantuan Pemantau
Ia mengharapkan dalam penyelenggaraan Pilkades semua tim dari Calon Kades di setiap desa tidak membuat berita bohong atau hoax, baik secara langsung maupun di media sosial.
“Jadi saya berharap dekat pemilihan para tim jangan ada membuat hoax dan tidak menyatakan ini yang benar, ini yang tidak benar. Kita harus deklarasi damai,”ujarnya.
Sebab, bagi Andri Wijaya, masyarakat dari Desa Bobalo hingga Palasa Lambori memiliki ikatan kekeluargaan. Olehnya, kata dia, apabila ada ujaran kebencian antara calon satu dan lainnya, akan memutuskan hubungan kekeluargaan tersebut.
“Tadi juga saya bilang jangan ada dengki hati, jangan ada lempar hoax, bahwa ini tidak bagus. Karena bagus dan tidaknya seseorang hanya Allah yang bisa menilai,”ucap Andri Wijaya.
Camat Palasa juga menghimbau, jika masyarakat tidak menyukai salah satu Calon Kades, alangkah baiknya tidak memprovokasi masyarakat lainnya, dengan membenarkan pilihannya, kemudian menyalahkan lawan politiknya.
“Himbauan saya kepada masyarakat. Kalau ada salah satu kandidat yang masyarakat tidak senang mendingan kita diam. Jangan melempar kata-kata bilang ini tidak benar dan lainnya. Itu tidak bagus,”jelasnya.
“Alhamdulillah masyarakat di Kecamatan Palasa ini sudah banyak yang paham dengan proses pemilihan, karena tadi Pak Danramil bilang selama 8 tahun di Palasa setiap pemilihan kepala desa selalu damai,”sambung Andri Wijaya.
Perbedaan dalam Pilkades bagi Andri Wijaya juga merupakan hal lumrah. Sebab, perbedaan pilihan adalah bentuk demokrasi di desa.
“Jadi kalau berbeda pilihan dalam pemilihan kepala desa itu wajar. Tapi jangan ada unsur dendam yang terpenting menjaga silaturahmi,”tandasnya.