Parigi Moutong, Zona Sulawesi – SMA Negeri 1 Palasa melaksanakan dies natalis ke 30 pada Selasa (23/8/2022). Pada tahun 1992 sampai 2005 nama SMA Negeri 1 Palasa dahulunya bernama SMU Negeri 1 Tomini kemudian berganti menjadi SMA Negeri 1 Tomini pada tahun 2005 sampai 2010 yang kemudian di tahun 2010 bernama SMA Negeri 1 Palasa hingga sekarang. Olehnya, SMA Negeri 1 Palasa telah berumur 30 tahun.
Turut hadir dalam kegiatan itu adalah mantan Kepala Sekolah yang merupakan perintis dari SMA Negeri 1 Palasa pada tahun 1992, Drs. Hi. Muzakir Amir dan Kepala Sekolah di tahun 2015 hingga 2019, Abd Drs. Razak Soyan, M.Pd dan Guru pertama di SMA Negeri 1 Palasa, Drs Idris Latief
Tak sedikit pula Alumni SMA Negeri 1 Palasa dari berbagai Angkatan menghadiri dies natalis itu.
Siswa SMA Negeri 1 Palasa juga memberikan penampilan berupa tarian Indonesia Wounderland dan tarian pelajar Pancasila. Pun tampilan dari nyanyi solo serta drum band SMA Negeri 1 Palasa yang seringkali mengikuti kegiatan di Kecamatan Palasa.
Baca juga : Pemdes Palasa Salurkan BLT kepada 114 KK
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Palasa, Dewa Made Oka, S.Pd mengungkapkan, yang paling berkesan sejak awal dirinya menjabat di SMA Negeri 1 Palasa ketika melihat ratusan siswa yang pergi ke masjid Jami Al-Falah untuk shoat dzuhur. Namun diantara para siswa itu juga ada yang hanya mengambil kesempatan untuk melakukan Tindakan tidak terpuji sebagai siswa.
“Sangat berkesan bagi saya waktu pertama disni anak-anak pergi sholat ke masjid besar. Jadi mereka yang punya inisiatif sholat dzuhur ada sekitar ratrusan orang tetapi tidak berniat baik Sebagian dari mereka ada singgah di tengah jalan melakukan tindakan yang tidak terpuji, sehingga saya mengambil sebuah insiatif mengumpulkan dewan guru dan saya sampaikan bapa ibu punya insentif disini totalnya sekitar 11 juta,”
Sehingga ia berinisiatif mengumpulkan dewan guru untuk menyumbangkan insentif mereka. Dan ia bersyukur upaya tersebut mendapatkan respon baik dari para dewan guru yang memberikan sebesar Rp 11 juta setiap insentif untuk pembangunan musholah di SMA Negeri 1 Palasa.
“Barangkali bapak ibu bersedia menyumbangkan atau menyisihkan sedikit penghasilan untuk kita membuat cikal bakal berdirinya mushola, yang terjadi guru-guru tidak ada yang mengambil uangnya jadi 11 juta total semua disumbangkan untuk pembangunan mushola, sampai saya merinding waktu itu, dan saya meyakini hal ini akan terwujud,”ujarnya.
Bagi Dewa Made Oka, ketulusan para dewan guru menyisihkan insentif mereka untuk pembangunan musholah, tentunya dibarengi dengan penanaman nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan yang diberikan oleh seluruh kepala sekolah terdahulu.
“Bagi saya hal seperti ini tidak bakalan tejadi jika Pak Razak, Pak Muzakir tidak menempatkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan itu dari sejak awal,”pungkasnya.