Scroll Untuk Membaca Artikel
banner 970x250
ZONA Lauje

MENULIS FIKSI MINI BERBAHASA LAUJE

455
×

MENULIS FIKSI MINI BERBAHASA LAUJE

Sebarkan artikel ini
Pembina Zona Sulawesi : Aris Arianto. Foto : Pribadi

Oleh: Aris Arianto           

Zona Sulawesi – Di era media sosial yang begitu masif, kita dapat mengakses informasi apa saja bahkan kita juga dapat melakukan banyak hal jika terkoneksi dengan internet. Melalui media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instragram, WhatsApp, Telegram, dan lain-lain, kita bisa bercerita berupa: menyampaikan informasi penting atau sekadar curhat, dan berbalas komentar dalam bentuk tulisan singkat.

Sayangnya, tulisan-tulisan singkat itu kadang kala tidak terkontrol. Namanya saja media sosial, orang bebas melakukan apapun. Namun demikian, kita berusaha untuk tetap bijak dalam bermedia sosial. Konten media sosial sedapat mungkin bisa bermanfaat bagi orang lain, salah satunya adalah menulis fiksi mini.

Saat mau menulis, biasanya kita terbentur di ide. Ide apa yang akan dituangkan dalam tulisan. Apakah ide itu? Saya comot dari KBBI, bahwa ide merupakan rancangan yang tersusun dalam pikiran; gagasan; cita-cita; atau perasaan yang menyelimuti pikiran. Sesuatu yang dipikirkan, yang membuat kita terbawa perasaan bisa menjadi ide yang bisa kita rancang menjadi tulisan.

Nah, kalau begitu, ide sesungguhnya ada di mana-mana. Ide selalu mengitar di kepala kita. Masalahnya, apakah kita mau mengeksekusi menjadi tulisan atau hanya dibiarkan menggelinding ke sana ke mari?

Untuk mengeksekusi ide menjadi tulisan yang bisa menghibur dan dinikmati orang banyak, kali ini saya sedikit berbagi pengalaman tentang trik menulis fiksi mini dalam bahasa Lauje. Sebelum saya membahas bagaimana trik menulis fiksi mini, khusus dalam bahasa Lauje, ada baiknya kita mengenal apa itu fiksi mini.

Jody Ananda, salah satu penggiat fiksi mini memberi gambaran jelas. Jika kita menganggap cerpen adalah sebuah pengalaman pelaku/tokoh yang diceritakan dengan singkat, maka fiksi mini bisa dibilang adalah sebuah ringkasan dari sebuah cerita yang singkat. Andai kita mengumpamakan sebuah novel adalah lukisan, dan cerpen sebuah sketsa, maka fiksi mini adalah satu tarikan garis dalam sketsa. Sebuah tarikan garis yang harus begitu dalam.

Sebutan untuk fiksi mini pun beragam. Di Jepang, fiksimini disebut cerita setelapak tangan. Di Prancis dikenal dengan nouvelles, dan di Amerika Serikat disebut flash fiction (fiksi kilat). Sementara di Indonesia, ada yang menyebutnya sebagai cerita mini, cerita kilat, atau cerita pendek (cerpen) singkat.

Apa syarat penulisan fiksi mini? Batasan singkat cerita fiksi mini yang berkembang saat ini bisa bervariasi. Ada yang menetapkan cukup 25 – 250 kata. Namun untuk fiksi mini berbahasa Lauje, saya menggunakan acuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu memuat 140 karakter yang terdiri dari judul dengan uraian 4 -10 kata. Batasan penulisan fiksi mini Lauje bisa saja lebih longgar.

Dalam wacana struktur fiksi mini, terdiri dari Judul dan Isi. Bagian penting yang harus diperhatikan adalah adanya alur cerita yang tidak diduga-duga atau bahkan memberikan efek kejutan biasa dikenal dengan isilah Twist.

Twits atau ledakan akan menjadi daya tarik dalam fiksi mini. Oleh karena itu, menulis fiksi mini butuh latihan agar tulisan luwes, menjadi tak biasa tapi menghentak. Aturan lain, jangan menulis ulang kata yang tertera di judul ke dalam isi, agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi penikmatnya.

Mari kita lihat contoh fiksi mini Lauje berikut:

LIBENGU MINGGU. Neitomae bi dudungko’e li terasu labonge, te utanya sohuani Supit. “Liga gisingome, Supit?” Nongimbata Supit, “Tinaungkumi siamanye!”

Perhatikah struktur fiksi mini tersebut.

Judul (Huruf Kapital): LIBENGU MINGGU

Isi fiksi mini: Neitomae bidudungko’e li terasu labonge, teutanya sohuani Supit. “Liga gisingome, Supit?” Nongimbata Supit, “Tinaungkumi siamanye!”

Fiksi mini di atas terdiri dari 17 kata termasuk judulnya. Perhatikan pada bagian isi, seseorang bernama Supit sedang duduk di teras rumahnya. Seorang temannya bertanya kepada Supit, “Di mana pacarmu?” Supit menjawab dengan kalimat, “Tinaungkumi siamanye.” Jawaban Supit yang tak terduga inilah twits-nya. Kalimat “Tinaungkumi siamanye,” mengandung efek kejut yang menjadi daya tariknya.

Bagaimana kawan, apakah tertarik menulis fiksi mini Lauje? Yuk, tuliskan fiksi mini Lauje-mu, lalu sebarkan di media sosial.

Baca juga : MENUJU TRADISI TULISAN BERBAHASA LAUJE