Scroll Untuk Membaca Artikel

ZONA Parigi Moutong

Pegiat Literasi di Palasa Harapkan Jembatan Belanda 1936 Dijadikan Wisata Sejarah

230
×

Pegiat Literasi di Palasa Harapkan Jembatan Belanda 1936 Dijadikan Wisata Sejarah

Sebarkan artikel ini
Pegiat Literasi di Palasa Harapkan Jembatan Belanda 1936 Dijadikan Wisata Sejarah
Pegiat literasi TBM To Laudje dan Sabua Mombasa saat membuka lapak baca di Jembatan Belanda 1936 di Kecamatan Palasa. Foto : Zona Sulawesi

Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Pegiat literasi yakni Taman Baca Masyarakat (TBM) Sabua Mombasa dan To Laudje mengharapkan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) menjadikan Jembatan Belanda 1936 di Kecamatan Palasa, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah, sebagai wisata sejarah.

Diketahui Jembatan Belanda itu dibangun pada tahun 1936, dan masuk sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Parimo.

Kordinator TBM Sabua Mombasa, Miftahul Afdal mengatakan, Kecamatan Palasa mempunyai Jembatan Belanda yang memiliki nilai histori dan bahkan menjadi sumber pendapatan ekonomi, asalkan dikelola dengan baik.

“Saya melihat Jembatan Belanda ini dapat menjadi sumber pendapatan bagi daerah, namun perlu dikelola oleh pemuda yang berada di Kecamatan Palasa dan yang benar-benar berkeinginan untuk berkreasi dan berinovasi,”ujar Miftahul Afdal kepada media ini, saat menggelar lapak baca di lokasi Jembatan Belanda 1936, Kecamatan Palasa, Minggu (09/01/2022).

Menurutnya, Jembatan Belanda memilki daya tarik. Namun diperlukan inovasi dalam mendekorasi badan jembatan tersebut. Afdal juga meyakini ketika Jembatan Belanda sudah menjadi seumber pendapatan daerah, maka akan membuka lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat di Kecamatan Palasa.

Baca juga : Kolaborasi Gerakan Literasi TBM To Laudje dan Sabua Mombasa Gelar Lapak Baca di Jembatan Belanda

Ia menyebut, Jembatan Belanda terlebih dahulu dilakukan perbaikan, sebab di dalam jembatan telah kotor dengan berbagai vandalisme.

“Dijembatan ini sudah terlalu kotor dengan berbagai tulisan yang entah apa manfaatnya. Seharusnya jembatan bisa di cat pernis kayu biar keaslian kayu jembatan lebih mencolok,”katanya.

Selain itu, Afdal mengusulkan agar badan jembatan dihiasi dengan foto masa lampau Kecamatan Palasa dan Kabupaten Parimo serta dipajangi dengan sepeda ontel, kemudian ditambahkan lampu petromak. Maka, Jembatan Belanda memiliki daya tarik terhadap pengunjung dengan kesan klasik.

Namun, Afdal menegaskan, sebelum semua itu dilakukan, Pemda Kabupaten Parimo harus mengeluarkan dan menerapkan regulasi larangan bagi kendaraan motor untuk melintas di Jembatan Belanda.

“Perlu ada regulasi dari Pemda Parimo untuk melarang kendaraan melintas di Jembatan Belanda, terkecuali pejalan kaki. Karena kenyataannya bahwa Jembatan Belanda lebih sering digunakan sebagai tempat untuk muda mudi berpacaran dan minum-minum,” terangnya.