Scroll Untuk Membaca Artikel
banner 970x250
ZONA Parigi Moutong

Tepat Hari Pahlawan Nasional Keluarga Lakukan Doa Arwah di Makam Poisi Wasito

371
×

Tepat Hari Pahlawan Nasional Keluarga Lakukan Doa Arwah di Makam Poisi Wasito

Sebarkan artikel ini
Pihak keluarga Poisi Wasito saat melakukan doa arwah di makamnya. Foto : Zona Sulawesi

Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Bertepatan hari pahlawan nasional sejumlah keluarga Poisi Wasito melakukan doa arwah di makamnya bertempat di Dusun I, Desa Palasa Lambori, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Rabu (10/11/2022).

Diketahui Poisi Wasito LDK atau akrab dikenal Pompoisi lahir pada 27 Agustus 1920 dan wafat 3 Agustus 1992. Ia merupakan salah satu pejuang di masa penjajahan Belanda. Posisi Wasito juga sempat tergabung dalam Pembela Tanah Air (PETA) bentukan Jepang.

Bahkan cerita soal dirinya pernah menyelamatkan Soekarno di Kepulauan Bangka Belitung begitu lekat di telinga masyarakat.

Ketika membicarakan soal Poisi Wasito, maka kisah soal perjuangan melawan penjajah hingga cerita mistis akan muncul dari mulut setiap orang.

Kisah itu juga sedikitnya termuat dalam tulisan ZonaSulawesi yang berjudul : Cerita Pompoisi, Veteran dari Tanah Lauje yang Pernah Ikut Perang Dunia II

Salah satu pengurus yang mengatasnamakan Lembaga Pendiri Negara, Mardan mengatakan, ia bersama kawan-kawannya,  berinisiatif melaksanakan doa arwah bersama keluarga Poisi Wasito untuk mengenang jasa para pahlawan.

“Karena beliu (Poisi Wasito) pejuang kemerdekaan dan bisa dikatakan perintis kemerdekaan sehingga kami sebagai anak cucunya tinggal mendoakan,” ucapnya.

Sebab, menurutnya perjuangan kemerdekaan tidak semudah yang dibayangkan, karena dalam meraih kemerdekaan telah banyak darah dan korban nyawa.

“Meraih kemerdekaan tidak semudah yang dibayangkan apalagi melalui tetesan darah dan korban nyawa,” ujarnya.

Sementara itu, keluarga Poisi Wasito yang juga merupakan keponakannya, Saadija merasa senang dengan kehadiran dari Lembaga Pendiri Negara yang juga turut membacakan doa arwah kepada almarhum pamannya.

“Senang hatinya Tante ba dengar ada yang datang untuk membacakan doa arwah,” sebutnya.

Ia mengatakan, sebelumnya sudah banyak orang-orang yang berdatangan ke makam Poisi Wasito, baik mendoakan maupun menanyakan soal jejak perjuangannya.

Menurut pengakuan Saadija, selepas masa perjuangan kemerdekaan keseharian Poisi Wasito di kampung bekerja membuat gula merah dan menjadi tukang panjat kelapa serta tukang buat rumah.

“Ba bikin gula, ba panjat kalapa dan ba tukang,” tuturnya.

Ia juga menambahkan, bahwa Poisi Wasito begitu dekat dengan keluarga karena seringkali melakukan silahturahmi ke rumah-rumah keluarganya.

Baca juga : Wabup Morowali Utara Terima Komisioner Komisi Informasi Sulteng