Scroll Untuk Membaca Artikel

Dimensi

Jambore Penyuluh Pertanian Momen Kolaborasi Penyuluh Pertanian Sukseskan Swasembada Pangan

1492
×

Jambore Penyuluh Pertanian Momen Kolaborasi Penyuluh Pertanian Sukseskan Swasembada Pangan

Sebarkan artikel ini
Penyuluh Pertanian Ahli Pertama – Dinas TPHP Kabupaten Parigi Moutong, FADEL, S.P. Foto : Pribadi

Oleh : FADEL, S.P.

(Penyuluh Pertanian Ahli Pertama – Dinas TPHP Kabupaten Parigi Moutong)

Zona Sulawesi Even Jambore Penyuluh Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah di Sidera Kabupaten Sigi pada 5 sampai 8 November 2023 tak disangka pelaksanaannya diperluas menjadi tingkat nasional.  Di mana dalam pelaksanannya di warnai dengan kehadiran semua koordinator Penyuluh Pertanian Provinsi dan Kabupaten se Indonesia serta unsur Penyuluh Pertanian Swadaya dari kalangan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) se Indonesia.

Apalagi pada pembukaan even Jambore tersebut dihadiri langsung oleh orang nomor satu di Kementerian Pertanian yakni Bapak Andi Amran Sulaiman yang belum lama ini dilantik sebagai Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia oleh Presiden Joko Widodo, menambah energi tersendiri bagi para penyuluh pertanian yang hadir di even Jambore tersebut.

Sebagai penyuluh pertanian lapangan ada hal yang bisa kita petik dari even Jambore ini khususnya kita sebagai komponen yang mendampingi insan pertanian di lapangan, hal tersebut menurut hemat penulis ialah terciptanya momen kolaborasi antar penyuluh pertanian dan insan pertanian lainnya guna mensukseskan target swasembada pangan.

Kita ketahui bersama, sejak dilantik pada 25 Oktober 2023 Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman langsung tancap gas dengan menargetkan swasembada pangan secara nasional khususnya di komoditi padi dan komoditi jagung.

Peran penyuluh pertanian sangatlah penting guna mendorong partisipasi petani dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pangan khususnya padi dan jagung. Bahkan menurut Mentan Amran dalam sambutannya saat membuka Jambore Penyuluh Pertanian 6 November kemarin beliau mengatakan bahwa jika seluruh penyuluh pertanian lapangan bergerak maka persoalan pangan bisa selesai serta target swasembada pangan dapat tercapai. Amran Sulaiman juga menyebutkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tidak hanya sekedar melaksanakan tugas penyuluhan, tapi juga berperan lebih dari itu di lapangan. Pasalnya, PPL yang juga sebagai mitra petani bisa terus mendorong petani untuk meningkatkan produksi pertanian melalui berbagai terobosan inovasi.

Target swasembada pangan dapat terwujud dengan kolaborasi antara tiga unsur penyuluh pertanian sebagaimana termaktub dalam UU Nomor 16 Tahun 2006 bahwa penyuluh pertanian terdiri dari Penyuluh Pertanian PNS/ASN, Penyuluh Swadaya/Swakarsa dan Penyuluh Swasta.

Kolaborasi ketiga unsur penyuluh ini harus terus digelorakan khususnya dalam even Jambore penyuluh pertanian seperti yang dilaksanakan di Sidera, Kabupaten Sigi ini, karena dengan bertemunya para penyuluh pertanian se Indonesia harusnya terjalin komunikasi guna sharing informasi dan tukar pengalaman serta permasalahan lapangan yang terjadi di daerah masing – masing, sehingga nantinya pasca even Jambore semua penyuluh pertanian sama sama bergerak membangun sektor pertanian khususnya dalam mencapai target swasembada Padi dan Jagung secara nasional oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia

Mampukah penyuluh pertanian mencapai target nasional itu khususnya di daerah – daerah, apalagi di tengah masih banyaknya persoalan penyuluh pertanian itu sendiri seperti kualitas SDM penyuluh, kuantitas penyuluh yang belum merata di setiap daerah, hingga persoalan kesejahteraan penyuluh pertanian lapangan yang masih kurang maksimal khususnya penyuluh yang berstatus non ASN/PNS.

Tetapi, semua permasalahan itu tak boleh hanya dikeluhkan bahkan Mentan RI dalam even Jambore ini mengatakan bahwa mengeluh artinya gagal, jangan pernah mengeluh menjadi seorang penyuluh, namun meski begitu solusi yang diberikan oleh Pak Menteri Pertanian di depan ribuan penyuluh yang hadir mengikuti jamboree mengatakan bahwa ada tambahan biaya operasional penyuluh (BOP) bagi penyuluh pertanian di lapangan dengan catatan harus meningkatkan produksi padi dan jagung di daerah binaan masing-masing, kalau tidak bisa maka BOP tersebut terancam dicabut.

Sanggupkah penyuluh pertanian menjawab semua tantangan itu, penulis merasa dengan keteguhan hati dibarengi kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas serta adanya semangat kolaborasi antar penyuluh maupun antar stakeholder baik pemerintah dan swasta maka target swasembada pangan dapat tercapai. Semoga.

Baca juga : Hubungan Antar Caleg Dan Pemilih dalam Analisis Teori Pertukaran Sosial