Scroll Untuk Membaca Artikel
banner 970x250
ZONA Lipsus

Proyek Perpustakaan Mateng di Nilai Bobrok, PPTK Akui Tidak Paham Teknis

2339
×

Proyek Perpustakaan Mateng di Nilai Bobrok, PPTK Akui Tidak Paham Teknis

Sebarkan artikel ini
Tampak depan bangunan Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. Foto : Tim ZonaSulawesiid.

Mamuju Tengah, Zona Sulawesi Proyek pembangunan  Mamuju Tengah Tahun 2023 silam masih terus menuai polemik, pasalnya proyek yang didanai dari pos APBD ini gagal diselesaikan pengerjaannya oleh kontraktor pelaksana adalah CV Mattampa Jaya yang menjadi pemenang tender setelah menjadi peserta satu satunya yang melengkapi dokumen penawaran saat lelang diumumkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Mamuju Tengah dengan nilai penawaran Rp.9.747.780.006.39. sebuah nilai fantastis dengan penawaran nyaris mendekati Pagu Anggaran sebenarnya Yakni Rp.9.750.000.000.

Berdasarkan pantauan media ini, bangunan perpustakaan dan kearsipan yang telah resmi di putus kontraknya tersebut meninggalkan beberapa kenang-kenangan yang membuat bangunan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan.

Dilansir dari Portalsulawesi.id, Pekerjaan ini telah resmi diputus kontraknya oleh Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK), hal ini ditegaskan oleh Ifrad, ASN Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mamuju Tengah yang ditunjuk sebagai Pejabat Pelaksana Tehnis Kegiatan ( PPTK) pada proyek ini.

“Bangunan ini anggaran DAK pusat, Rp11 miliar,. Masa kontrak dengan pihak pelaksana, penyedia berakhir pada tanggal 10 Oktober 2023, saat itu belum rampung baru 90,84%, sehingga diberikan perpanjangan waktu 50 hari, namun pihak pelaksana belum juga bisa merampungkan sehingga kita lakukan pemutuskan kontrak pada tanggal 29 November 2023,” jelas Ifrad, dihadapan sejumlah wartawan di Tobadak,beberapa waktu lalu.

Sayangnya, usai mengalami putus kontrak,bangunan yang belum rampung ini telah mengalami sejumlah kejadian luar biasa diantaranya jebolnya langit langit bangunan akibat curah hujan yang menggenangi plafon dari bahan gipsum tersebut. Bahkan saat ini bangunan yang didanai milyaran rupiah uang negara mengalami penurunan struktur pondasi yang menyebabkan pondasi bawah gedung “amblas”, sebagian besar tembok dalam dan luar gedung mengalami keretakan struktur yang terlihat jelas dengan mata telanjang.

Keretakan yang terjadi di tembok dan tiang bangunan telah mencapai kondisi kritis dimana tiang bangunanengalami pecah struktur atau biasa disebut Spalling, kondisi tersebut diperparah dengan retakan memanjang tembus ditembok sebelah dengan rekahan retakan yang menganga.

Meletusnya selimut beton pada tiang penyangga bangunan serta retakan dipermukaan beton menggambarkan tingkat kerusakan yang mengkhawatirkan , tentu saja negara berpotensi merugi akibat salah penerapan metode kerja yang diisyaratkan saat berkontrak.

Bahkan, penggunaan material tidak bersesuaian dalam kontrak semakin menguat ketika selimut beton pada tiang penyangga bangunan meletus , komposisi semen,pasir serta material bebatuan terlihat jelas. Kuat dugaan kontraktor pelaksana mempergunakan batu hasil ayakan untuk dipakai sebagai bahan campuran batu pecah 2/3 .

Anehnya, Ifrad selalu PPTK mengaku tidak memahami spesifikasi serta tehnis kegiatan ,hal ini ketika media ini mencoba mengkonfirmasi proyek yang diduga milik orang dalam pemerintahan tersebut.

Berikut pernyataan Ifrad selaku PPTK melalui aplikasi WhastApp.

[30/3, 21.21] Ifrad PPTK : “𝚃𝚛𝚔𝚊𝚒𝚝 𝚙𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚜𝚢 𝚝𝚊𝚞 𝙲𝚟.𝙼𝚊𝚝𝚝𝚊𝚖𝚙𝚊 𝚓𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚙𝚕𝚊𝚔𝚜𝚊𝚗𝚊, 𝚃𝚛𝚔𝚊𝚒𝚝 𝚙𝚎𝚖𝚎𝚛𝚒𝚔𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚔𝚞𝚔𝚊𝚗 𝙿𝚎𝚖𝚎𝚛𝚒𝚔𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚘𝚕𝚑 𝙱𝙿𝙺, 𝚝𝚛𝚔𝚊𝚒𝚝 𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚙𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚐𝚊𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐 𝙿𝙿𝙺 𝚙𝚊𝚔 , 𝚂𝚎𝚜𝚞𝚊𝚒 𝚙𝚎𝚙𝚛𝚎𝚜 12 𝙿𝙿𝙺 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚙𝚎𝚗𝚊𝚗𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚊𝚗 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝙿𝙿𝚃𝙺 ”

30/3, 21.23] Redaksi : Nama kontraktornya?

[30/3, 21.24] Ifrad PPTK :: 𝙺𝚑𝚊𝚒𝚛𝚞𝚍𝚍𝚒𝚗

[30/3, 21.26] Redaksi :: PPKnya pak Ir.Trikora Wahab?

[30/3, 21.26] Ifrad PPTK :  𝙸𝚢𝚊 𝚙𝚊𝚔, 𝚝𝚙 𝚍𝚒𝚕𝚗𝚓𝚞𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚖 𝚙𝚊𝚔 𝚊𝚜𝚑𝚊𝚛𝚒, 𝚔𝚛𝚗 𝚍𝚒 𝙽𝚘𝚟𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛 𝚙𝚊𝚔 𝚝𝚛𝚒𝚔𝚘𝚛𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚜𝚒𝚞𝚗

[30/3, 21.41] Redaksi : Pak ,selaku PPTK, apa dasar pemutusan kontrak terhadap proyek itu? Mengingat bobotnya sudah mencapai 90.85 persen?

[30/3, 21.45] Ifrad PPTK : 𝙼𝚊𝚊𝚏 𝚙𝚊𝚔 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝙿𝙿𝚃𝙺 𝚢𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚞𝚝𝚞𝚜𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚙 𝙿𝙿𝙺,  𝙺𝚗𝚙 𝚍𝚒 𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚔𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚑𝚋𝚜 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚘𝚗𝚝𝚛𝚊𝚔

[30/3, 21.46] Redaksi : Owh siap…selaku PPTK,apakah kerusakan yg terjadi sekarang telah bapak laporkan ke Atasan bapak? Dan apa tanggapanya?

[30/3, 21.49] Ifrad PPTK : 𝚂𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚒 𝚕𝚊𝚙𝚘𝚛𝚔𝚊𝚗, 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚗𝚊𝚜 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚛𝚜𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚔𝚎 𝚙𝚎𝚗𝚢𝚎𝚍𝚒𝚊 𝚝𝚛𝚔𝚊𝚒𝚝 𝚔𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚛𝚜𝚎𝚋𝚞𝚝

Ketika ditanyakan terkait apakah spesifikasi yang dikerjakan kontraktor telah sesuai dengan kontrak yang ada, Ifrad selaku PPTK mengaku tidak memahami terkait tehnis dan menyarakan redaksi media ini bertanya kepada konsultan pengawas.

[30/3, 22.03] Ifrad PPTK :  𝙺𝚕𝚞 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚢 𝚝𝚍𝚔 𝚙𝚊𝚑𝚊𝚖 𝚝𝚛𝚔𝚊𝚒𝚝 𝚝𝚎𝚔𝚑𝚗𝚒𝚜𝚡 𝚙𝚊𝚔

[30/3, 22.04] Ifrad PPTK : 𝚈𝚐 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚙𝚊𝚑𝚊𝚖 𝚔𝚘𝚗𝚜𝚞𝚕𝚝𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚊𝚠𝚊𝚜 ,

Dalam pengamatan media ini dilapangan, sebagian besar pondasi bangunan mengalami penurunan struktur yang mengakibatkan bangunan Amblas , akibatnya semua pekerjaan Selasar gedung mengalami keretakan parah. Bahkan ,akibat   Selasar bangunan yang telah merekah dan rusak tampak beberapa keramik terlepas bahkan pecah .

Rekahan tembok setelah diukur manual diangka 5-10 cm , hal ini mengindikasikan dugaan  potensi gagal konstruksi. Demikian pula keberadaan kolom praktis pada bangunan perpustakaan daerah Mamuju tengah ini mengalami pergeseran dan retak yang sangat tampak dilihat dengan mata telanjang.

Kondisi ini mengindikasikan pondasi bangunan tidak duduk diposisi yang seharusnya yakni tapak tanah dasar, akibatnya posisi pondasi bergeser saat tanah yang menjadi dudukannya kehilangan daya dukung.

Fadhli, seorang konsultan senior dimintai tanggapannya terkait mutu beton pada proyek Pembangunan perpustakaan daerah Mamuju Tengah ini mengatakan bahwa jika dilihat secara visual maka patut diduga proyek tersebut tidak mempergunakan material dengan mutu yang di syaratkan.

“Kalau di liat bentuknya , batu split yangdipergunakan  bukan batu ayakan dari mesin creser kemungkinan itu batu sungai, karena bentuknya tdk seragam,” ujar Fadli.

Masih menurut Fadli,  campuran beton antara pasir semen dan batu kemungkinan tdk sesuai sehingga kesannya hasil akhirnya dari mutu beton itu tdk di sesuai dgn yg di persyaratkan , Artinya campuran materialnya belum masak sehingga mengakibatkan mutu beton akan berkurang ” ungkap pria yang berkaca minus itu.

Terkait penurunan struktur bangunan yang Amblas usai dibangun , pria yang biasa aktif dalam dunia konstruksi nasional tersebut hanya menyarankan dilakukan investigasi secara menyeluruh yang melibatkan Ahli bangunan gedung,pemeriksa dari pemerintah dan juga akademisi serta penegak hukum,

” Penurunan struktur harus di investigasi lebih detail, apakah karena kondisi tanahnya yg tdk stabil atau karena pengerjaan yg sesuai dgn yg di persyaratkan…” Pungkasnya menutup wawancara.

Dalam penelusuran data digital, CV Mattampa Jaya juga memenangkan sejumlah tender pekerjaan di dinas PUPR Kabupaten Mamuju Tengah diantaranya Pematangan -penimbunan lahan Brimob di Karossa dengan nilai kontrak Rp.449.666.000. Perusahaan yang sama juga memenangkan tender pekerjaan peningkatan Jalan Pantulan dengan Pagu Rp.424.998.869.

Kemudian, perusahaan ini juga memenangkan  Proyek Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah (SR) Desa Mahahe dengan Pagu.Rp.1,215,000.000 pada dinas PUPR.

Terungkap pula ,ada beberapa tender yang dimenangkan oleh CV Mattampa Jaya tampak sejumlah perusahaan ikut mendaftar tetapi hanya satu yang memasukkan dokumen. Perusahaan yang memasukkan dokumen dan menang itu adalah CV Mattampa Jaya, hal ini mengindikasikan perusahaan jasa kontruksi ini memiliki “power” dan mendapat karpet merah di Pemkab Mamuju Tengah .

Dalam penelusuran media ini ditemukan fakta bahwa CV Mattampa Jaya berdiri sejak tahun 2019 dan mengalami perubahan data badan usaha pada tanggal 14 Februari 2022. Sebuah Dokumen negara yang didapatkan redaksi diketahui jika CV Mattampa Jaya dibangun atas persekutuan antara Andi Darmawan, Burhanudin M serta Khaeruddin selaku Direktur utama.*