Zona Sulawesi – Desa Palasa, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, telah memasuki usia mencapai satu abad lebih. Sejak tahun 1879 awal berdirinya hingga sekarang. Usia Desa Palasa sudah mencapai 144 tahun.
Berada di pusat pemerintahan Kecamatan Palasa, Desa Palasa memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.542 ribu dengan luas wilayah mencapai 11.73 km2.
Di huni oleh masyarakat berlatar belakang Suku Kaili, Gorontalo, Mandar, Bugis, Tialo, Tajio bahkan bangsa Arab dan Tionghoa menjadi representase Bhineka Tunggal Ika.
Suburnya tanaman pada sektor pertanian dan perkebunan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Desa Palasa. Kekayaan perikanan di perairan Teluk Tomini juga menjadi pendapatan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.
Menariknya, desa sepuh di Kecamatan Palasa ini telah melahirkan 3 desa. Seperti Desa Palasa Lambori, Desa Bambasiang, dan Desa Palasa Tangki. Desa Palasa Tangki sendiri kemudian melahirkan lagi Desa Ogoansam dan Beau.
Berdasarkan catatan sejarah Desa Palasa. Asal muasal Desa Palasa dahulunya bernama Ompogang Papontian , diperkirakan nama itu sudah ada pada abad ke-17 sampai abad ke-18. Di mana, kala itu Ompogang Papontian masih di bawah pemerintahan tradisional yang dijalankan oleh Olongian Dusunan Tinombo. Pusat pemerintahannya di Siavu (sekarang Tinombo).
Pemimpin bergelar Olongian itu juga biasa akrab disebut Olongian Meegang Mata. Olongian Meegang Mata memiliki bawahan berkisar 9 orang. Satu diantaranya adalah Jogugu Ko yang ditempatkan Olongian Meegang Mata untuk mengurus pemerintahan di Ompogang Papontian.
Sementara itu, dalam catatan Ismail Palabi (1995: 1,2), Jogugu Ko bernama asli Andai memerintah Ompogang Papontian sekitar tahun 1850 sampai tahun 1884. Sebagai perpanjangan tangan Olongian Meegang Mata, Andai sering membawakan syair Olongian Meegang Mata yang berbunyi :
To Tinombo To U ; artinya : Penduduk Tinombo Rakyatku
To Sambali, To U ; artinya : Penduduk sebelah/seberang gunung Sojol dan Dondo Rakyatku’
To Tomini To U ; artinya : Penduduk Tomini Rakyatku
To Sambali, To Tomini, To Tinombo tunuvu sempunge semboto-mboto ; artinya : Penduduk seberang gunung (Sojol), Tomini dan Tinombo hidup serumpun berasal dari Tinombo.
Perubahan nama Desa Palasa sudah terjadi sebanyak 3 kali, dari nama Ompogang Papontian menjadi Papalasa dan terakhir Palasa. Peralihan nama dari Ompogang Papontian ke Palasa memiliki latar belakang sejarah.
Konon, penamaan perkampungan (sebelum desa) Ompogang Papontian, terdiri dari dua kata dalam bahasa Lauje yakni Pa artinya : tempat atau pemukiman. Sedangkan Pontian artinya Puntianak atau Kuntilanak. Sehinggan perkampungan ini di namakan Ompogang Papontian.
Setelah beberapa tahun kemudian, masih dari sumber Ismail Palabi, konon kata masyarakat setempat tempo dulu, sekitar tahun 1878 ada seekor ikan berukuran besar terdampar di tepi pantai Papontian (Kini Desa Palasa Tangki). Tepatnya di Teluk Imboung saat ini poros Jalan Tani, Desa Palasa Tangki.
Ikan besar yang terdampar itu diperkirakan berukuran kurang lebih panjang 15 meter, lebar 5 meter, dan tinggi badannya sekitar 3 meter. Ikan ini, dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Iange Papalasa (bahasa Lauje).
Kemudian, salah seorang peneliti mengungkapkan Iange Papalasa sejenis Ikan Layar.
Saat itu keadaan Iange Papalasa terbujur lemas dan tak bernyawa lagi. Kondisi itu sempat membuat para nelayan merasa heran, karena permukaan air laut tampak berminyak selama 6 bulan lamanya.
Fenomena alam ini sontak mengemparkan warga desa tetangga. Sehingga Iange Papalasa seakan menjadikan ikon nama atau sebutan lain dari wilayah Papontian.
Sesudah itu, pemerintahan tradisional berangsur-angsur menghilang dan digantikan dengan sistem pemerintahan modern. Disepakatilah perkampungan yang sebelumnya bernama Ompogang Papontian menjadi sebuah desa yang diberi nama Palasa.
Awalnya, Desa Palasa tergabung dalam wilayah administratif Kecamatan Tomini. Karena adanya pengembangan wilayah Kecamatan Tomini menjadi dua kecamatan, maka Kecamatan Palasa menjadi kecamatan definitif pada tahun 2008 dan Desa Palasa menjadi bagian dari wilayah administratif Kecamatan Palasa.
Desa Palasa terdiri dari 6 dusun yaitu :
- Dusun 1, Bambanipa
- Dusun 2, Palasa
- Dusun 3, Lalap
- Dusun 4, Beringin
- Dusun 5, Papontian
- Dusun 6, Popindiang
Adapun pejabat Kepala Desa Palasa sejak terbentuknya tahun 1879 sampai saat ini sebagai berikut :
Dari Tahun 1879 sampai dengan Tahun 1937 masih penguasaan pemerintahan Kerajaan Tinombo.
- Magindano Tamuki : 1937-1948
- Lanongko : 1949-1953
- Abdullah Lapanjang : 1954-1958
- Abdurahim Lanongko : 1959-1963
- Dae Ntimali Lanongko : 1964-1968
- Abdul Fatar Haola : 1969-1973
- A.K Salumpu : 1974-1978
- Ahmad Djora : 1979-1983
- Said Dg Malimpo : 1984-1988
- Muhtar : 1989-1993
- M.S Salumpu : 1994-1998
- Saleh Labago : 1999-2004
- M.S Salumpu : 2005-2008
- Lajim Enggo : 2009-2013
- Ashar, S.Pd (Pj) : 2014
- Asalin : 2015-2019
- Atlantik, S.Sos : 2020
- Asalin : 2021-2027
Dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Desa Palasa ke 144, maka Pemerintah Palasa (Pemdes) periode tahun 2021-2027 dalam kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Palasa, Asalin Andiana akan menggelar pesta rakyat tepat pada 27 November 2023.
Peringatan dirgahayu Desa Palasa ini merupakan kali pertama diselenggarakan oleh pemerintahan Desa Palasa dari masa ke masa. Dengan permainan dan kesenian bernuansa Suku Lauje memberikan ciri khas khusus dalam acara tersebut.
Di HUT Desa Palasa, masyarakat akan di pertontonkan syair berbahasa Lauje yang diiringi dengan kecapi. Pun Momanca akan dipertunjukan saat pawai menyambut HUT Desa Palasa dan masih banyak lagi.
Selain itu, sebagai bentuk penghargaan kepada Kepala Desa Palasa pada periode-periode sebelumnya, maka Pemdes Palasa di periode sekarang akan menyerahkan piagam kepada keturunan Kepala Desa Palasa terdahulu.
Adapun sejumlah prestasi yang telah ditorehkan Desa Palasa yakni juara 1 Hatinya PKK tingkat Kabupaten Parimo, menjadi perwakilan Kecamatan Palasa dalam pertemuan Tetua Ada Se-Provinsi Sulawesi Tengah.
Oleh karena itu, di umur Desa Palasa terbilang sudah matang, banyak harapan yang tersirat untuk ibu kota Kecamatan Palasa ini. Kiranya dapat berkompetisi dari 10 desa yang ada di Kecamatan Palasa bahkan di tingkat kabupaten sampai provinsi. Pun tingkat nasional. Untuk mencapai itu tidak semudah membalikan telapangan tangan, butuh proses. Keterlibatan masyarakat pada umumnya menjadi bagian penting untuk pembangunan dan keberlanjutan Desa Palasa.
Penetrasi moderenisasi juga menjadi tantangan dan peluang untuk Desa Palasa kedepannya. Sebab, perkembangan informasi dan teknologi harus selaras dengan penguasaan di bidang tersebut. Jika tidak seperti itu, maka Desa Palasa akan tergilas oleh pesatnya kemajuan Informasi dan Teknologi. Tentunya, tampa menghilangkan kearifan lokal yang ada di Tanah Lauje.
Baca juga : Berikut Rangkaian Kegiatan Menyambut HUT Desa Palasa ke 145