Parigi Moutong, Zona Sulawesi – Pemerintah Desa (Pemdes) Palasa menggelar rembuk stunting bersama steakholder terkait dalam membahas penanganan stunting di Desa Palasa, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
“Pelaksanaan rembuk stunting ini sangat penting ini sudah menjadi perhatian secara nasional untuk pencegahan stunting. Sehingga kita perlu melaksanakan rembuk stunting sebelum pelaksanaan RKPDes,” kata Kepala Desa (Kades), Asalin Andiana, dalam sambutannya di Kantor Desa Palasa, Kamis (6/6/2023).
Usulan pada rembuk stunting itu akan menjadi acuan Pemdes Palasa dalam pengalokasian dana desa sekaitan penanganan stunting.
Berdasarkan laporan dari Pemdes Palasa beberapa waktu lalu, bahwa angka stunting di Desa Palasa 0 pereen. Sebab, kata Asalin, pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan untuk pencegahan stunting.
“Sebelumnya sudah ada kegiatan yang dilaksanakan dalam pencegahan stunting,” ucapnya.
Ia mengatakan, sejumlah kelembagaan masyarakat di Desa Palasa turut di undang dalam pembahasan pencegahan stunting, khususnya Perwakilan BKKBN Kecamatan Palasa, dan Pegawai Puskesmas Palasa serta BPD Desa Palasa.
Asalin menegaskan, sebisa mungkin Pemdes Palasa akan menekan angka stunting 0 persen. Sebab, penanganan stunting menjadi salah satu perhatian penting bagi Pemdes Palasa.
Ia juga sedikit menjelaskan ciri-ciri anak yang mengalami stunting.
“Jadi ciri-ciri stunting itu seperti umur tidak sesuai dengan berat badan dan tinggi badan, kalau stunting itu pendek,” ujar Asalin.
Sehingga, bagi masyarakat yang memiliki bayi kiranya dapat memperhatikan asupan makan bayi selama 1000 hari pertama kehidupan.
“Langka yang kita ambil mulai dari 1000 Hpk atau seribu hari pertama kehidupan. Mulai dia tumbuh sampai masa remaja sampai menikah sampai melahirkan itu menjadi perhatian,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kordinator BKKBN Kecamatan Palasa, Dewi mengungkapkan, seluruh kader baiknya memberikan usulan sesuai dengan penanganan stunting.
“Kader-kader usulan harus di berikan, baik usulan yang tidak tercover tahun lalu dan merupakan prioritas perlu di sampaikan dalam pertemuan ini,” katanya.
Menurut Dewi, BKKBN menjadi kordinator penanganan stunting sejak 2022, karena penanganan stunting masih masuk program nasional berskala prioritas.
Sampai saat ini Kecamatan Palasa, lanjutnya, angka stunting masih di atas 40 persen. Angka itu diupayakan untuk turun 0 persen. Agenda ini, kata dia, terbilang sulit. Meski begitu, melalui rembuk stunting diharapkan target itu bisa tercapai.
“Stunting tidak hanya di prioritaskan kepada bayi ibu hamil tapi juga kepada remaja,” ujarnya.
Ia menyampaikan, kiranya kedepan para Kader Kesehatan dan Posyandu Desa Palasa juga mengoptimalkan sosialisasi kepada remaja.
“Lebih banyak tentang penyuluhan kepada anak-anak remaja, baik itu pergaulan bebas tapi utamanya itu pernikahan dini,” jelas Dewi.
Sebab, bagi dia, remaja memiliki kerentanan cukup tinggi dalam pergaulan bebas sehingga penyuluhan terhadap remaja juga perlu dimaksimalkan. Apalagi, saat ini pemerintah telah menyetujui sertifikat desimil untuk remaja yang ingin melangsungkan pernikahan.
“KDRT dan perceraian lebih tinggi terjadi pada anak di usia dini. Jadi harus terus diupayakan sosialisasi kepada mereka,” tandasnya.
Baca juga : Pemdes Palasa Realisasikan Ratusan Bibit Kakao dan Durian