Scroll Untuk Membaca Artikel
ZONA KesehatanZONA Parigi Moutong

Ini Tanggapan Dinkes Parimo soal Vaksinasi DBD

1518
×

Ini Tanggapan Dinkes Parimo soal Vaksinasi DBD

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegepty. Foto : Istimewa

Parigi Moutong, Zona Sulawesi Sebagai salah satu upaya melindungi masyarakat dari ancaman virus Demam Berdarah Dengue (DBD), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan melakukan vaksinasi.

Namun, hingga saat ini Kemenkes masih menunggu rekomendasi dari Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) untuk dapat mewajibkan vaksinasi DBD bagi masyarakat Indonesia.

“Tunggu saja rekomendasi dari ITAGI, sesegera mungkin,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dikutip dari AntaraNews.

Sekretaris Dinas (Dinkes) Kabupaten Parimo, Gede Widiadha. Foto : DAL/ZonaSulawesiid

Menanggapi terkait itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Parigi Moutong  (Parimo) melalui Sekretaris Dinas (Sekdis), Gede Widiadha menjelaskan  ada sekitar 6 penyakit yang bisa di vaksinasi salah satunya adalah DBD. Akan tetapi, pihaknya belum melaksanakan vaksinasi DBD karena belum mendapatkan intruksi dari Kemenkes.

“Ada beberapa penyakit yang bisa di cegah dengan imunisasi salah satunya DBD. Cuman saat kami belum melaksanakan itu karena vaksinnya belum ada,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (2/11/2023).

Gede memastikan Dinkes Parimo akan melakukan vaksinasi DBD jika sudah mendapatkan petunjuk tekhnis dari Kemenkes dan semua logistik tersedia.

“Iya pasti (melakukan vaksin) kita kan harus mengikuti intruksi pemerintah pusat, kalau memang sudah di intruksikan kami melaksanakan, kalau semua logistiknya tersedia yah tenaga dikerahkan,” ucapnya.

Sebelum hal itu dilakukan, pastinya kata Gede, akan ada pelatihan sekaitan tatacara vaksinasi tersebut.

Gede juga menyebutkan, semua petugas di lapangan perlu mengetahui efek samping dari vaksinasi DBD. Tanpa mengetahui dampaknya akan membahayakan masyarakat. Maka, penting baginya ada pelatihan sebelum melaksanakan vaksinasi DBD.

“Kami juga harus mengetahui efek daripada imunisasi itu, karena baru. Jangan kami lakukakn tidak tau dampak atau efek kan bahaya juga. Jadi perlu adanya pelatihan cuman kan kami tinggal menunggu petunjuk bagaimana pelaksanaannya,” pungkasnya.

Baca juga : Dinkes Parimo Catat Ada 37 Kasus DBD